Karyawan Swasta Kalah Penghasilan dengan Pengemudi Gojek


Dalam satu riset yang dilakukan oleh Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indonesia (PUSKAKOM) mengenai manfaat program social on-demand terhadap pekerja dan penggunaan jasa perusahaan, didapati bahwa pendapatan bulanan pengemudi Gojek melampaui gaji staf.

Peneliti utama Puskakom UI Alfindra Primaldhi memaparkan, riset dilakukan di lima belas lokasi Jabodetabek, eksklusif terhadap pengemudi roda empat  gabungan yang tersebar di sebelas kota. 

Dari hasil riset PUSKAKOM menemukan bahwa 87 persen mitra GO-Ride bekerja secara full time, tiga puluh tiga persen dari driver dulunya dikenal sebagai pengojek pangkalan. Cuma dua puluh enam persen driver Gojek yang sebelumnya bekerja di sektor swasta. 

Dari sisi penghasilan bulanan, pendapatan, sekira tujuh puluh tujuh persen pengemudi Goride mengantongi pendapatan di atas UMP Nasional Rp1.997.817 menurut BPS 2016. Penghasilan di atas rata-rata UMP DKI Jakarta yaitu Rp3 didapatkan hasil yang lebih gede dikantongi pengemudi GoCar di mana 50 persen rekan pengemudi.

Hasil lebih gede dari mereka yang bekerja paruh waktu didapatkan sedangkan pengemudi yang memilih bekerja secara full-time diklaim.

Selain mendapatkan penghasilan yang lebih gede dari pekerja swasta, Alfindra menegaskan ada hal lain yang mendorong mereka bisa memanfaatkan layanan perbankan, asuransi, sampai waktu yang lebih fleksibel.

"Dari sisi kegunaan, empat puluh delapan persen mengaku bisa mengatur waktu kerja, tiga puluh persen punya lebih banyak waktu bareng keluarga, 28 persen bisa menabung, sembilan belas persen bisa pakai HP dan aplikasi," ungkap Alfindra disela pemaparannya di Jakarta, Senin (8/5).

Selain tersebut, 30 sampai tiga puluh dua persen pengemudi Gojek mengaku mempunyai waktu lebih tidak sedikit dengan keluarga, lantaran bebas memilih jam kerja.

Kepuasan serupa diklaim Alfindra juga dirasakan oleh rekan dengan jumlah pendapatan yang diperoleh setiap bulan.

Sekira tujuh puluh enam persen rekan diklaim merasa puas dan sungguh puas dengan pendapatan mereka sekarang. sementara itu, 88 persen lainnya merasa puas-sungguh puas menjadi mitra perusahaan penyedia transportasi berbasis program tersebut.

Kepuasan itu sebab 80-83 persen responden merasa kualitas hidup mereka naik saat bermitra dengan Gojek. Di samping itu, 85 persen mitra Go-Ride memanfaatkan fasilitas insitusional financial seperti program cicilan rumah yang ditawarkan perusahaan.

"Di Gojek kami ada satu  program yang kami sebut Swadaya, di mana para rekan bisa mendapatkan akses ke layanan perbankan iseperti asuransi kesehatan, tabungan pendidikan maupun tabungan haji dan salah satu aplikasi yang terbaru yakni akses untuk mendapatkan kredit rumah KPR, tambah Monica Oudang, HR Director GO-JEK Indonesia.

Terlebih, Monica mempertegas kegunaan itu sangat terasa imbasnya bagi delapan puluh lima mitra Gojek yang mempunyai taraf pendidikat setara SMP-SMA.

"Kelompok ini (lulusan SMP-SMA)tercatat sebagai kelompok pengangguran tertinggi, tapi kini telah bisa menjangkau layanan-layanan itu," imbuh Monica.

Semenjak 6-11 April 2017, penelitian yang dilakukan oleh Puskakom dan Gojek dilakukan Teknik pure acak sampling berbasis aplikasi terhadap 3 digunakan dalam studi itu Puskakom. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Paling Mudah Download Foto Dan Video di Instagram Tanpa Menggunakan Aplikasi

Microsoft mengkonfirmasikan hal itu tidak membunuh Paint

China telah Operasikan Teleskop Besar untuk Mencari Alien