Jika Membandingkan Sistem Penilaian Driver Gojek, GrabBike, & Uber Motor


Sistem Evaluasi Driver Gojek diMembandingkan grabBike kalau

Seseorang pengemudi Gojek bisa meraih insentif ketika melayani penumpang se gede Rp140 ribu jika sukses menyatukan 14 poin per hri Poin mampu diperoleh dari jumlah pesanan yg berhasil dipenuhi oleh pengemudi. Untuk meraih 1  poin, pengemudi wajib menyelesaikan pesanan dgn jarak maksimal lima km. Sementara utk jarak 5 sampai sepuluh kilo meter, sehingga poin yg diperoleh se gede 1,5. Seandainya menyelesaikan pesanan dgn jarak lebih dari 10km, bisa didapat

Cuma saja, insentif yg diperoleh berpotensi hangus jika pengemudi tak dapat mencapai angka performa lima puluh %. Presentase dihitung berdasarkan jumlah pesanan yg masuk & sukses diselesaikan oleh pengemudi. Dikarenakan sudah dilakukan otomatisasi oleh manajemen, sistem baru mengharuskan pengemudi menerima tiap-tiap pesanan yg masuk, Di segi lain seandainya pesanan di tolak, persentase performa sanggup menurun drastis.

Frans, salah seseorang pengemudi terhadap CNNIndonesia.com mengaku tak mengerti kenapa rumus performanya dapat mencapai lima puluh % meski telah menyelesaikan 7 dari 10 pesanan. Sistem 'Rush Hour' & Target Mingguan Ala UberMotor. Berbeda bareng Gojek yg jalankan kinerja berdasarkan persentase, manajamen Uber malah memakai jam sibuk yang adalah 'iming-iming' insentif utk rekan bisnis pengemudinya.

Rizki Tri (29), sopir UberMotor pada CNNIndonesia.com mengaku skema rumus bonus yg diterapkan oleh Uber kerap berubah. Pekan ini, Uber mengaplikasikan insentif bagi pengemudi yg menerima order waktu jam sibuk di pagi & sore hri se gede 50 % dari keseluruhan ongkos yg dibayarkan penumpang.

(Dok.Uber)
"Kalau order jam enam sampai sembilan pagi & sore jam empat sampai 9 tengah malam bonusnya 50 % dari keseluruhan ongkos yg dibayar penumpang," ucapnya. Di luar bonus harian, Rezeki menyebutkan pengemudi berpeluang mendapat bonus mingguan & bln. Skema bonus mingguan & bulanan dihitung berdasarkan sasaran pemesanan yg sukses diselesaikan. "Untuk tiap-tiap 19 order yg diambil dalam seminggu & diselesaikan, kita (pengemudi) mampu insentif penambahan Rp65 ribu," tambahnya lagi.

Berbeda dgn Gojek & GraBike, Uber mengaplikasikan biaya berdasarkan unit km & diwaktu tempuh dari area penjemputan ke maksud. Selain tersebut, penumpang yg lakukan pembatalan mampu dibebani anggaran se besar Rp10 ribu. GrabBike & Sistem Rating dari Penumpang
sementara itu, GrabBike memakai system penilaian kinerja berdasarkan rating yg diberikan penumpang. Semakin tidak rendah evaluasi yg didapat, sehingga potensi buat meraih insentif juga makin tidak kecil.

Warsito, salah satu orang pengemudi GrabBike menjelaskan, utk meraih bonus harian se gede Rp80 ribu, dirinya wajib menghimpun evaluasi sedikitnya 45 bintang. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
"Selain mampu ngumpulin minimal empat puluh lima bintang system( rating yg diberikan penumpang), sopir pun engga boleh terlampaui tidak jarang menolak pesanan yg masuk," tambahnya pada CNNIndonesia.com.

Dia menyebutkan, batas maksimal 1  orang pengemudi menolak pesanan yg masuk merupakan 3  kali. Jika lebih dari tersebut, sehingga pengemudi bisa mendapat hukuman ialah tidak dapat menerima pesanan selagi 1  jam. Sama halnya dengan Gojek, perusahaan rintisan asal Malaysia ini pun mengaplikasikan system pesanan automatis bagi seluruh kawan kerja pengemudi. Hanya saja, penumpang tak dapat jalankan pembatalan bila system telah mengatur pengemudi yg akan mengantarnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Paling Mudah Download Foto Dan Video di Instagram Tanpa Menggunakan Aplikasi

Microsoft mengkonfirmasikan hal itu tidak membunuh Paint

China telah Operasikan Teleskop Besar untuk Mencari Alien